PM Lebanon Sambut Perjanjian Gencatan Senjata dengan Israel

Perdana Menteri interim Lebanon, Najib Mikati.

JT - Perdana Menteri interim Lebanon, Najib Mikati, menyambut baik kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hizbullah pada Selasa (26/11) malam.

Mikati mendesak Israel untuk sepenuhnya mematuhi ketentuan perjanjian tersebut dan menarik diri dari seluruh wilayah Lebanon yang masih diduduki.

Pernyataan tersebut disampaikan Mikati setelah ia melakukan pembicaraan melalui telepon dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden.

Biden sebelumnya mengumumkan bahwa Lebanon dan Israel telah menyepakati gencatan senjata yang akan mulai berlaku pada Rabu pukul 04.00 waktu setempat (09.00 WIB).

Baca juga : Jalur Kereta China-Laos Tangani 10 Juta Ton Barang Impor-Ekspor Sejak 2021

Menurut laporan Kantor Berita Nasional Lebanon (NNA), Mikati menyampaikan terima kasih kepada Biden atas dukungan AS kepada Lebanon serta upaya utusan khusus AS, Amos Hochstein, dalam memediasi perjanjian gencatan senjata tersebut.

Mikati menyatakan, “Kami menyambut baik keputusan untuk menghentikan pertempuran di Lebanon dengan bantuan Amerika Serikat dan Prancis dalam menyusun kesepakatan gencatan senjata.”

 Kesepakatan ini ... merupakan tonggak penting untuk mengembalikan perdamaian dan stabilitas di Lebanon serta memfasilitasi kembalinya warga yang mengungsi ke rumah dan kota mereka, juga berkontribusi pada stabilitas kawasan,” katanya menambahkan.

Baca juga : Hizbullah Serang Pos Militer Israel, Tanggapi Pelanggaran Gencatan Senjata

Mikati menegaskan komitmen pemerintahnya untuk melaksanakan Resolusi 1701 Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa. 

Resolusi tersebut menyerukan penguatan kehadiran Angkatan Bersenjata Lebanon di wilayah selatan serta kerja sama dengan Pasukan Interim PBB di Lebanon (UNIFIL).

Ia juga menyerukan kepada “semua negara dan lembaga internasional untuk mengambil tanggung jawab dalam mendukung upaya ini.”