YKI: Puasa Intermiten Berpotensi Mencegah Risiko Kanker

Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia Prof. DR. dr. Aru Wisaksono Sudoyo, SpPD-KHOM, FINASIM, FACP saat ditemui usai diskusi �Kanker Tidak Menunggu, Kenapa Kita Menunggu? Deteksi Dini, Selamatkan Hidup� di Jakarta Pusat pada Rabu (19/2/2025). (ANTARA/Farhan Arda Nugraha)

JT – Yayasan Kanker Indonesia (YKI) menyatakan bahwa puasa intermiten, atau pola makan dengan pembatasan waktu tertentu, memiliki manfaat dalam mencegah risiko kanker.

“Justru puasa intermiten bisa membantu mencegah kanker,” ujar Ketua Umum YKI, Prof. Dr. dr. Aru Wisaksono Sudoyo, SpPD-KHOM, FINASIM, FACP, dalam diskusi "Kanker Tidak Menunggu, Kenapa Kita Menunggu? Deteksi Dini, Selamatkan Hidup", di Jakarta Pusat, Rabu (20/2).

Baca juga : Menggaruk Gatal Bisa Memicu Peradangan, tetapi Juga Membantu Melawan Infeksi

Aru menjelaskan bahwa pembagian waktu ideal puasa intermiten adalah 16 jam berpuasa dan 8 jam makan (16/8). Alternatif lain adalah diet OMAD (One Meal a Day), yakni makan hanya sekali dalam sehari.

Puasa ini disarankan karena saat tubuh tidak mendapat asupan makanan, metabolisme akan mengonsumsi sel-sel yang tidak berguna atau berbahaya, termasuk sel kanker yang baru mulai berkembang.

“Tubuh akan mencari energi dengan memakan sel-sel yang tidak berguna, beracun, atau toksik. Harapannya, sel kanker yang baru mulai terbentuk juga ikut dimakan,” jelasnya.

Baca juga : Penelitian: Senyawa dalam Brokoli Berpotensi Hambat Tumbuhnya Uban

Aru menekankan pentingnya asupan makanan bergizi seimbang selama periode makan. Ia menganjurkan pengurangan konsumsi daging merah dan makanan ultra-proses, seperti makanan olahan industri dengan banyak bahan tambahan.

“Pada jam makan, pilih makanan yang seimbang: sayur, buah, protein, dan karbohidrat dalam jumlah cukup. Yang penting, jangan terlalu banyak daging merah,” tambahnya.