Pengamat: Pembangunan Angkatan Siber TNI Butuh Dukungan Penuh dan Modal Besar

Direktur Eksekutif ISSES Khairul Fahmi. ANTARA/Handout/aa.

JT - Pengamat militer dan Co-Founder Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Khairul Fahmi, menilai pemerintah perlu memberikan dukungan penuh dari segi anggaran, fasilitas, hingga sumber daya manusia (SDM) untuk membangun Angkatan Siber sebagai matra keempat Tentara Nasional Indonesia (TNI).

"Jika dukungan penuh diberikan, proses menuju matra siber yang sepenuhnya operasional bisa memakan waktu antara 15 hingga 20 tahun," ujar Khairul dalam siaran persnya di Jakarta, Kamis.

Baca juga : BRIN Teliti Manfaat Duri Landak untuk Gel Penyembuh Luka

Menurut Fahmi, saat ini dunia telah memasuki era peperangan siber, di mana serangan dapat dilakukan melalui informasi dan data untuk memengaruhi stabilitas negara lain. Serangan siber dapat berupa peretasan sistem pengelolaan data negara, sehingga membuatnya layak untuk dihadapi dengan Angkatan Siber.

Namun, pembangunan matra siber ini membutuhkan investasi besar, baik dalam infrastruktur yang aman dan modern, teknologi canggih, serta SDM yang terlatih.

"Selain itu, pengembangan doktrin, strategi, dan kerangka hukum untuk operasi siber militer memerlukan waktu yang panjang," jelas Fahmi.

Baca juga : Iptu SM Disanksi Demosi 8 Tahun Terkait Dugaan Pemerasan di DWP 2024

Fahmi juga menekankan perlunya sinergi antara Pusat Pertahanan Siber (Pussiber) TNI, unsur-unsur komunikasi dan elektronika (komlek) di setiap matra, serta Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) guna memperkuat pertahanan data nasional.

Menurut Fahmi, upaya ini akan memperkuat pertahanan siber Indonesia dan meningkatkan kemampuan negara dalam menghadapi ancaman di era digital. * * *