LPEI: Peluang Ekspor Indonesia Tetap Terbuka di Tengah Perang Tarif AS-China

Market Intelligence & Leads Management Chief Specialist Indonesia Eximbank Rini Satriani saat berbicara dalam satu acara di Jakarta, Kamis (1/5/2025). (Foto: Bayu Saputra)

Bekasi Terkini - Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank menilai bahwa Indonesia masih memiliki peluang untuk memperluas pasar ekspor meskipun terjadi perang tarif antara Amerika Serikat (AS) dan China.

"Di tengah tantangan global seperti tarif baru dan perang dagang AS-China, eksportir Indonesia masih dapat memperluas pasar melalui kerja sama strategis seperti Trans-Pacific Partnership (TPP), BRICS, dan berbagai perjanjian perdagangan bebas (FTA) dengan negara-negara strategis lainnya," ujar Rini Satriani, Chief Specialist Market Intelligence & Leads Management Indonesia Eximbank, dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (1/5/25). 

Baca juga : Pemerintah Cairkan Dana Kompensasi Pertamina untuk Kuartal II 2024

Rini menjelaskan bahwa komoditas seperti minyak sawit, perikanan (termasuk ikan sarden), gula, dan produk rumah tangga memiliki potensi perdagangan yang besar di negara-negara BRICS dan TPP.

"Potensi perdagangan minyak sawit dan turunannya di negara-negara BRICS dan TPP mencapai 9,8 juta dolar AS. Ikan sarden memiliki potensi sebesar 23 juta dolar AS, komoditas gula mencapai 5,4 juta dolar AS, dan produk rumah tangga seperti sampo mencapai 32,9 juta dolar AS," jelasnya.

Menghadapi tantangan proteksionisme global yang terus berkembang, Rini menekankan pentingnya bagi Indonesia untuk bersiap menghadapi realitas baru dalam arus perdagangan internasional. "Eksportir nasional dituntut untuk mampu menangkap peluang melalui inovasi, sikap proaktif, dan daya saing yang agresif dengan terus mengeksplorasi pasar-pasar ekspor baru," tambahnya.

Baca juga : Kemenperin: Penggunaan Fitofarmaka Dorong Layanan Kesehatan Terjangkau

Ia juga menegaskan bahwa Indonesia Eximbank akan terus mendukung pelaku ekspor nasional, tidak hanya melalui penyediaan fasilitas keuangan, tetapi juga layanan non-keuangan seperti informasi pasar, identifikasi prospek pembeli, analisis kondisi pasar tujuan, serta pendampingan berbasis keahlian untuk meningkatkan kapabilitas dan pengetahuan strategis para eksportir.

Lebih lanjut, Rini menjabarkan bahwa diversifikasi pasar merupakan langkah strategis yang perlu diambil untuk memperluas akses ekspor, termasuk memanfaatkan kerja sama ekonomi seperti TPP, BRICS, dan peluang dari negara-negara mitra dagang strategis lainnya.