Bekasi Terkini - Sekitar 71 persen profesional keamanan siber dari Asia Pasifik menganggap Kekebalan Siber sebagai strategi efektif untuk menekan kemampuan penjahat dunia maya dalam menembus jaringan dan membahayakan sistem menurut hasil penelitian terbaru Kaspersky.
Kaspersky dalam siaran persnya pada Selasa (6/5/25), menyatakan bahwa temuan ini menunjukkan peningkatan permintaan untuk mengembangkan sistem yang aman berdasarkan desain (secure by system) alih-alih hanya mengandalkan solusi keamanan siber tambahan.
Baca juga : Ben Affleck dan Dua Mantan Istrinya Hadiri Pertunjukan Anak-Anak Mereka
Kekebalan Siber awalnya didefinisikan oleh Kaspersky sebagai konsep sistem TI dan OT yang aman berdasarkan desain, karena metodologi pengembangan dan persyaratan arsitektur tertentu, dan memiliki ketahanan bawaan terhadap serangan siber, sehingga meminimalkan biaya yang terkait dengan solusi keamanan eksternal.
Kaspersky melakukan survei pada 850 profesional keamanan siber dari Asia Pasifik, Timur Tengah, Turki dan Afrika, Eropa, Amerika, serta Rusia.
Salah satu fokus penelitiannya adalah mencari tahu seberapa familier responden dengan istilah Kekebalan Siber (Cyber Immunity) dan bagaimana mereka menilai potensi efektivitasnya dalam memberikan perlindungan terhadap ancaman siber
Baca juga : Iwan Fals dan Istri Penuhi Panggilan Polisi Terkait Dugaan Pemalsuan Pendirian OI
Berdasarkan hasil penelitian, sebanyak 85 persen global responden memahami istilah ini dan makna yang sebenarnya.
Tingkat familiaritas terhadap konsep Kekebalan Siber di Asia Pasifik hampir sama dengan di tingkat global, yaitu 84 persen.
Rahmadina Sundari
Bagikan