USDA AS: Stok Beras Indonesia Jadi yang Tertinggi di Kawasan ASEAN

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman diwawancara di Jakarta. (Foto: Harianto)

Bekasi Terkini - Kementerian Pertanian Republik Indonesia menyatakan berdasarkan laporan Departemen Pertanian Amerika Serikat (United States Department of Agriculture/USDA), produksi beras Indonesia diperkirakan mencapai 34,6 juta ton tahun 2025, menjadikannya yang tertinggi di kawasan ASEAN.

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengatakan produksi dan serapan beras telah mengalami peningkatan signifikan di sektor pangan nasional, khususnya dalam hal ketersediaan stok beras yang menjadi capaian tertinggi dalam 23 tahun.

Baca juga : KAI Berhasil Tunjukkan Kinerja Positif dengan Mampu Berikan Layanan Angkut Barang Hingga 21,6 Juta Ton

"Saat ini, stok kita hampir mencapai 3,4 juta ton, dan diperkirakan pada malam ini sudah mencapai angka tersebut. Jika tidak ada kendala ke depan, dalam 20 hari paling lambat, stok kita akan mencapai 4 juta ton. Saat ini, stok kita adalah yang tertinggi dalam 23 tahun terakhir. Ini adalah angka tertinggi," kata Mentan dalam keterangan dikonfirmasi di Jakarta, Kamis (1/5/25). 

Amran mengatakan tingkat serapan beras Indonesia juga menunjukkan tren positif. Dalam satu bulan terakhir, serapan beras nasional mencapai 1 juta ton, sementara total serapan dari Januari hingga April 2025 telah menembus angka 1,7 juta ton.

“Biasanya, dalam 10 tahun terakhir atau bahkan 5 tahun terakhir, serapan beras kita hanya rata-rata 1,2 juta ton saja. Angka serapan ini menunjukkan adanya perbaikan signifikan di Indonesia,” ujar Mentan.

Baca juga : Kreativitas Generasi Muda Didorong untuk Manfaatkan AI Secara Optimal

Sesuai dengan data USDA, Indonesia mencatatkan angka produksi beras yang telah melampaui negara-negara ASEAN lainnya. Berikut ini adalah perkiraan produksi beras di negara-negara ASEAN meliputi Indonesia 34,6 juta ton, Vietnam 26,5 juta ton, Thailand 20,1 juta ton, Filipina 12 juta ton, Kamboja 7,37 juta ton, Laos1,81 juta ton dan Malaysia 1,75 juta ton.

"Sesuai dengan data dari USDA (Departemen Pertanian Amerika Serikat), produksi kita diprediksi mencapai 34,6 juta ton. Angka ini meningkat signifikan dari 30 juta ton, yang menunjukkan kenaikan yang luar biasa," jelas Mentan.